Langsung ke konten utama

Puisi Patah Hati

Andaikan Tangisan Dapat Mengembalikanmu oleh. Sandri Rumanama


Sudut biru melalam dalam hati yang mulai rapuh
saat raguku ku lepas dalam buah rindu
kau berteduh dan ingin menempuh bersamaku lewati gelap dalam canda, suara hening membuat bahagia kini telah tiada
andai bisa tangisan ku mengembalikan saat itu
aku ingin menangis agar kau bahagia.

"Nadi yang duhulu tak semerdu ini
kini lumpuh dalam dentuman rasa yang telah kau hancurkan padahal saat itu candaku meledak agar kau memeluk ku 
kini berubah menjadi pilu yang tak berarah hmmmmm misalnya tangis bisa berbuah kebahagian aku terus menangis biar ada keseruan."

Sandri Rumanama

begitulah kerasnya perasaan
ahhhhh biarkanlah aku meredu dalam rendahnya hati yang kian mengeluh
wahai tangis andai bisa kau hantarkanku ke sana  maka aku terus menangis agar dia menemui ku.

Cara bagiku adalah doa  
harapan untuk ku adalah jalan
tujuan itu laksana syurga dalam kenyataan
ku raih iming-iming agar 
aku mencapai impian
oooooh aku terpesona oleh sentuhan bahasa, kata & rasa
ternyata tanpa dusta kini kau hembuskan sauara agar kita berpisah
tangis jadikalan setiap air mata ku itu doa
agar dia bijak antara kembali atau lupa, agar kisah ku berlanjut dalam cit sampai kelak aku tiada.

Ahhhh lupakanlah 
lupakanlah lupakanlah dia
begitulah seru semu dalam batin yang kian kencang bersama bibir yang kakuh

Dia angkuh 
begitulah biskin yang membising ditengah telinga yang sudah berjibun
namun mata mulai tak searah karena tangisan kesetian yang ingin ku utarakan kini telah menjauh tanpa firasa.

Catata :"Karya Ini Kutuliskan Buat Seseorang Semoga Sampai Pada Dirinya"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Patah Hati

Ketulusan Itu Kebodohan Oleh. Sandri Rumanama Untukmu Yang Berada Disamping "Tak kusangka takdir ilahi yang ku anggap anugerah telah menghanyutkan dalam kehancuran tak tahan rasa ditinggal oleh sang pujangga dalam fatwanya kesetian namun pupus dalam kata Ketulusan  Itu Kebodohan". "Ku kira kau tak berpaling apalagi mengkhianati, telah kutanam bibit percaya agar kau yakin untuk melangkah, tak disangkah semuanya rusak hanya karena anggapan benar Ketulusan itu Kebodohan". "Perih rasanya pilu dalam daging yang mendidih, darah yang mengalir ibarat dipanaskan disamping sang matahari suara teriakan untuk tetap bertahan kau tutup kuping hingga aku merasa berada jauh dalam hening Tak Salah Ketulusan Itu Kebodohan". "Lantera Asamara yang telah kau nyalakan kau padam sekejap tanpa alasan mhngkinkah hanya soal rupa ataukah harta semua sungguh di luar dugaan, Sudahlah Ketulusan Itu Kebodohan". "Oh singsana hati yang kini gundah, kau sirami

Sanjak Untuk Istri Ifan Seventeen

UNTUK DIA RINDU Oleh. Sandri Rumanama Ifan (Vokalis Seventeen) & Istrinya (Almarhum) Senja mulai nampak dengan harapan disana ada tujuan dalam angan kita berkemas gegas penuh semangat menghibur meraka diatas pentas saat sang matahari mulai redup dan di terangi cayaha lampu bagaikan lentera, d engan senyum dia menyapa. "Begitu syahdu malam itu sayup dalam syair begitu ucap pun kaku.  jiwa raga yang begitu lesu entah mengapa nyanyian pun terdengar layu, padahal semangat itu tanpa ragu,  disaat itu dia berada di sampingku." Dalam sekejap kelopak tampak tak jelas,  terhanyut hantamam sang gelombang tanpa angin, dimana aku terbawa oleh arus jauh dari angan, lantunan doa dalam sanubariku, jaga dia tuhan agar mendampingiku, walapun rindu terbesit dalam derasnya biskin naluri saat itu  aku bertanya kamu kemana hingga aku rindu . "Saat sadar kembali dalam fikiran mata yang terbuka atas kejadian penglihatan buram walapun ini di tengah keadaand, di ma

Presiden Lagi Apa ?

Ini Presiden Lagi Ngapain ?. Oleh. Sandri Rumanama Ambon di terkenak bencana, gempa tiada henti, pengungsi di suruh balik, nyawa mereka jadi taruhan negara mana nuraninya. ? Papua kini berdarah, banyak yang luka, Isak, tangis dan air mata, Wamena yang begitu membara, presiden cukuplah jangan bersandiwara. Kebakaran hutan dan asap menyelimuti sejumlah daerah, ini negara sedang bermasalah, sejumlah aksi mahasiswa bergejolak sini sana, kondisi sosial masyarakat yang mulai memanas, perang identitas dan unsur sara nyaris tak terhindari presiden kok sibuk siapin pelantikan. Ini negara serba salah, tahun ini gahun berdarah sejak mei lali ratusan nyawa hilang tanpa ada sebab, benca dan konflik datang silih berganti, entah siapa yang harus bertanbgungjawab, presiden lagi ngapain.?