Langsung ke konten utama

sanjak singkat. AKU TAK BISA DIAM KEPADA TUAN KECUALI TUHAN RIHANna

AKU TAK BISA DIAM KEPADA TUAN KECUALI TUHAN. By. Sandri Rumanama
Sandri Rumanama
(Penulis & Kritikus)


aku bingung mengapa aku harus tertekan hingga hampir mengalami cedra otak atas kecelakaan sehari pas kejadian pembunuhan wsrtawan MU Tb, namun kuasa Allah insya Allah menyelamatkan kita semua.

saudaraku sebangsa usiaku belum seberapa dengan bapak/ibu,  namun rasa memiliki terhadap bangsa ini  tak akan mengenal seberapa usiamu, sebab menyelamatkan bangsa ini adalah tugas kita bersama dan sebaik baiknya panggilan yang mulia bagi kita yang mengakui beriman kepada TUHAN.

INGAT
Beriman dulu baru berbangsa, beriman baru bernegara, ingat bertuhan dulu baru beriman ingat bertuhan duli baru bertuan.

Tak penting anda siapa, tak penting siapa anda  yang terpenting adalah siap kah anda mencintai bangsa ini, mencintai perbedaan yang di bangsa, mencintai kepluralisme kita dalam berbangsa, mencintai sumpah yang sudah lama telah terikrar.

Jangan percaya mereka yang mengaku paling pancasilais namun menciptakan sekat sentris dari sudat pandang yang bernilai politis, jangan yakin pada mereka yang mengaku paling nasionalis namun mengotakkan masyarakat berdasarkan hak demokrasi, janganmudah percaya kepada mereka yang mengaku paling ikhalas namun dibaringi dengan pencitraan, sebab mereka itulah menyembunyikan bungkusan untuk kepentingan dan hajat kekuasaan semata.

Mari ajaklah saudaramu, mari ajaklah handa taulanmu, gunakan hak pilihmi menentukan nasib bangsamu, percayalah kepada mereka yang baru ingin memulai dengan hati bukan dengan nilai apalagi.mengejat materi lalu di tutupi dengan pencitraan itu sangat berbahaya untuk keberlangsungan hidup anak cucu bangsa ink kedepan.

MERDEKA
MERDEKA
MERDEKA
*Rebut Demokrasi Dengan Titah Konstitusi*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Patah Hati

Ketulusan Itu Kebodohan Oleh. Sandri Rumanama Untukmu Yang Berada Disamping "Tak kusangka takdir ilahi yang ku anggap anugerah telah menghanyutkan dalam kehancuran tak tahan rasa ditinggal oleh sang pujangga dalam fatwanya kesetian namun pupus dalam kata Ketulusan  Itu Kebodohan". "Ku kira kau tak berpaling apalagi mengkhianati, telah kutanam bibit percaya agar kau yakin untuk melangkah, tak disangkah semuanya rusak hanya karena anggapan benar Ketulusan itu Kebodohan". "Perih rasanya pilu dalam daging yang mendidih, darah yang mengalir ibarat dipanaskan disamping sang matahari suara teriakan untuk tetap bertahan kau tutup kuping hingga aku merasa berada jauh dalam hening Tak Salah Ketulusan Itu Kebodohan". "Lantera Asamara yang telah kau nyalakan kau padam sekejap tanpa alasan mhngkinkah hanya soal rupa ataukah harta semua sungguh di luar dugaan, Sudahlah Ketulusan Itu Kebodohan". "Oh singsana hati yang kini gundah, kau sirami

Sanjak Untuk Istri Ifan Seventeen

UNTUK DIA RINDU Oleh. Sandri Rumanama Ifan (Vokalis Seventeen) & Istrinya (Almarhum) Senja mulai nampak dengan harapan disana ada tujuan dalam angan kita berkemas gegas penuh semangat menghibur meraka diatas pentas saat sang matahari mulai redup dan di terangi cayaha lampu bagaikan lentera, d engan senyum dia menyapa. "Begitu syahdu malam itu sayup dalam syair begitu ucap pun kaku.  jiwa raga yang begitu lesu entah mengapa nyanyian pun terdengar layu, padahal semangat itu tanpa ragu,  disaat itu dia berada di sampingku." Dalam sekejap kelopak tampak tak jelas,  terhanyut hantamam sang gelombang tanpa angin, dimana aku terbawa oleh arus jauh dari angan, lantunan doa dalam sanubariku, jaga dia tuhan agar mendampingiku, walapun rindu terbesit dalam derasnya biskin naluri saat itu  aku bertanya kamu kemana hingga aku rindu . "Saat sadar kembali dalam fikiran mata yang terbuka atas kejadian penglihatan buram walapun ini di tengah keadaand, di ma

Presiden Lagi Apa ?

Ini Presiden Lagi Ngapain ?. Oleh. Sandri Rumanama Ambon di terkenak bencana, gempa tiada henti, pengungsi di suruh balik, nyawa mereka jadi taruhan negara mana nuraninya. ? Papua kini berdarah, banyak yang luka, Isak, tangis dan air mata, Wamena yang begitu membara, presiden cukuplah jangan bersandiwara. Kebakaran hutan dan asap menyelimuti sejumlah daerah, ini negara sedang bermasalah, sejumlah aksi mahasiswa bergejolak sini sana, kondisi sosial masyarakat yang mulai memanas, perang identitas dan unsur sara nyaris tak terhindari presiden kok sibuk siapin pelantikan. Ini negara serba salah, tahun ini gahun berdarah sejak mei lali ratusan nyawa hilang tanpa ada sebab, benca dan konflik datang silih berganti, entah siapa yang harus bertanbgungjawab, presiden lagi ngapain.?