Langsung ke konten utama

Gurindam. Majas Kebenaran


MAJAS KEBENARAN.
Oleh. Sandri Rumanama
"Berhenti Untuk Berdalih Karena Senua Telah Menahami Mana Kebenaran Sejati & Mena Pembenaran Semata."

Tak lekang oleh waktu yang kian menderang
rakyat tak bisa lumpuh oleh serangan kebohongan
walapun sejuta dalih kebenaran kau tampakan
dilengkapi dengan sabda-sabda tuhan
ini semacam alasan pembenaran untuk mereka yang telah berbuat curang
agar kau paham kami telah sadar membela kebenaran.

Kian hari semakin berderu
tanpa malu disajikan di depan umum
seakan-akan inilah kebenaran
namun hati kami sudah beku untuk di tunggangi kebohongan
sekali ada satu kebenaran
disanalah umat berpadu untuk bersatu
kami bukanlah penjilit untuk mengkhinati seruan para ulama.

Jangan kira kamu membisu lalu kau ingin berbuat se-mau mu
kami tampak acuh bukan tak mau berseru
sedemikian rupa naluri tetap ada untuk bersuara
sekali lagi kami muak dengan pencitraan
dimana ada suara kebenaran
kami disana bersorak dengan kalimat tauhid untuk maju.
asal kau tau kami sudah pahami apa itu kebenaran.

Jangan membelah diri dengan dalih
karena banyak janji telah ditagih
kali ini kami tak minta untuk di tepati
kami hanya ingin agar ada yang diganti
kiranya dipahami ini demokrasi
jangan berani berakrobatik
laku suara rakyat terkhinati
sampai mati kami tak akan memberi sedikit ikhalas saja bagi orang orang yang berbuat dzalim
kebenaran tak bisa di tawari
itu bagi kami mutlak & harga mati.
Sandri Rumanama

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Patah Hati

Ketulusan Itu Kebodohan Oleh. Sandri Rumanama Untukmu Yang Berada Disamping "Tak kusangka takdir ilahi yang ku anggap anugerah telah menghanyutkan dalam kehancuran tak tahan rasa ditinggal oleh sang pujangga dalam fatwanya kesetian namun pupus dalam kata Ketulusan  Itu Kebodohan". "Ku kira kau tak berpaling apalagi mengkhianati, telah kutanam bibit percaya agar kau yakin untuk melangkah, tak disangkah semuanya rusak hanya karena anggapan benar Ketulusan itu Kebodohan". "Perih rasanya pilu dalam daging yang mendidih, darah yang mengalir ibarat dipanaskan disamping sang matahari suara teriakan untuk tetap bertahan kau tutup kuping hingga aku merasa berada jauh dalam hening Tak Salah Ketulusan Itu Kebodohan". "Lantera Asamara yang telah kau nyalakan kau padam sekejap tanpa alasan mhngkinkah hanya soal rupa ataukah harta semua sungguh di luar dugaan, Sudahlah Ketulusan Itu Kebodohan". "Oh singsana hati yang kini gundah, kau sirami

Sanjak Untuk Istri Ifan Seventeen

UNTUK DIA RINDU Oleh. Sandri Rumanama Ifan (Vokalis Seventeen) & Istrinya (Almarhum) Senja mulai nampak dengan harapan disana ada tujuan dalam angan kita berkemas gegas penuh semangat menghibur meraka diatas pentas saat sang matahari mulai redup dan di terangi cayaha lampu bagaikan lentera, d engan senyum dia menyapa. "Begitu syahdu malam itu sayup dalam syair begitu ucap pun kaku.  jiwa raga yang begitu lesu entah mengapa nyanyian pun terdengar layu, padahal semangat itu tanpa ragu,  disaat itu dia berada di sampingku." Dalam sekejap kelopak tampak tak jelas,  terhanyut hantamam sang gelombang tanpa angin, dimana aku terbawa oleh arus jauh dari angan, lantunan doa dalam sanubariku, jaga dia tuhan agar mendampingiku, walapun rindu terbesit dalam derasnya biskin naluri saat itu  aku bertanya kamu kemana hingga aku rindu . "Saat sadar kembali dalam fikiran mata yang terbuka atas kejadian penglihatan buram walapun ini di tengah keadaand, di ma

Presiden Lagi Apa ?

Ini Presiden Lagi Ngapain ?. Oleh. Sandri Rumanama Ambon di terkenak bencana, gempa tiada henti, pengungsi di suruh balik, nyawa mereka jadi taruhan negara mana nuraninya. ? Papua kini berdarah, banyak yang luka, Isak, tangis dan air mata, Wamena yang begitu membara, presiden cukuplah jangan bersandiwara. Kebakaran hutan dan asap menyelimuti sejumlah daerah, ini negara sedang bermasalah, sejumlah aksi mahasiswa bergejolak sini sana, kondisi sosial masyarakat yang mulai memanas, perang identitas dan unsur sara nyaris tak terhindari presiden kok sibuk siapin pelantikan. Ini negara serba salah, tahun ini gahun berdarah sejak mei lali ratusan nyawa hilang tanpa ada sebab, benca dan konflik datang silih berganti, entah siapa yang harus bertanbgungjawab, presiden lagi ngapain.?